Rabu, 17 Juli 2013

Senam Ritmik

SENAM RITMIK
Senam ritmik merupakan gerakan senam yang dilakukan  dengan menggunakan irama musik atau latihan bebas yang dilakukan secara berirama. Senam ritmik biasanya menggunakan alat - alat yang dipegang (hand aparatus) , seperti: bola, tali, tongkat, simpai, dan gada. Dari sekiat alat yang digunakan, bola merupakan alat yang paling sering digunakan dalam senam ritmik dan sangat popuper di banyak negara. Seperti contoh senam ritmik bola Medau yang berasal dari Eropa namun diklaim Jerman dan Swedia sebagai negara asal senam ritmik Medau tersebut.
Contoh lain dari senam ritmik adalah gerakan dengan menggunakan tali yang disebut dengan lompat tali. Gerakan ini sangat populer di Swedia dan saat ini telah menjadi aktivitas anak - anak pada umumnya. Senam ritmik sebenarnya tidak terpaku pada satu gerakan saja. Karena dalam senam jenis ini selalu diharapkan muncul gerakan - gerakan baru sebagai hasil dari kreativitas yang diciptakan sesuai dengan trend gerakan yang ada. Karena senam ritmik sangat umum dilakukan secara berkelompok, baik itu di dalam kelas maupun sebagai bentuk deminstrasi massal, maka sudah selayaknya siswa/anak menguasai gerakan dasar terlebih dahulu baru kemudian dengan kreativitas mereka dapat tercipta gerakan - gerakan baru yang lebih kreatif.
Aerobik merupakan salah satu jenis senam ritmik yang sangat umum di masyarakat. Pada dasarnya senam ritmik merupakan senam yang dilakukan untuk menyalurkan rasa seni atau rasa keindahan serta untuk membina dan meningkatkan seni gerak. Bila dilihat berdasarkan prinsip senam, antara senam ritmik dengan senam biasa tidak ada perbedaan yang berarti. Hanya saja pada senam ritmik ditambahkan unsur musik irama yang mengiringinya. Selain itu, pada senam ritmik lebih menekankan irama, kelenturan tubuh, serta kontinuitas gerakan.
Walaupaun baru mulai resmi dikembangkan pada tahun 1983, perkembangan senam ritmik sangat cepat. Ini karena senam ritmik banyak dikembangkan di sekolah - sekolah terutama sekolah dasar sehingga bermunculan lah gerakan - gerakan senam ritmik yang sangat kreatif. Disadari atau tidak, penggemar senam ritmik ini adalah kaum wanita. Ini terjadi karena dalam melakukan senam ritmik diperlukan kelenturan tubuh dan kaum wanita sebagian besar telah memiliki kelenturan tubuh bila dibandingkan dengan kaum pria.


SENAM IRAMA
Senam irama atau disebut juga senam ritmik adalah gerakan senam yang dilakukan dengan irama musik, atau latihan bebas yang dilakukan secara berirama.[1] Senam ritmik dapat dilakukan dengan menggunakan alat ataupun tanpa alat.[rujukan?] Alat yang sering digunakan adalah ganda, simpai, tongkat, bola, pita dan topi.
Unsur-unsur yang diperlukan dalam senam irama adalah :
1. Kelentukan[rujukan?]
2. Keseimbangan[rujukan?]
3. Keluwesan[rujukan?]
4. Fleksibilitas[rujukan?]
5. Kontinuitas[rujukan?]
6. Ketepatan dengan irama[rujukan?]

Kita perlu menguasai teknik gerakan pada senam irama agar mencapai gerakan yang serasi dan bermanfaat bagi jasmani dan rohani.[rujukan?] Hal ini sesuai dengan tujuan senam yaitu membentuk keindahan tubuh, kebugaran dan kekuatan.[rujukan?] Ada tiga hal yang harus ditekankan pada senam irama, yaitu :[rujukan?]
a. Ketepatan musik/irama
b. Kelentukan (fleksibilitas)
c. Kontinuitas gerakan


GERAK DASAR IRAMA
1. Gerakan Langkah Kaki
    a.   Gerakan biasa
          caranya[rujukan?]:
1. berdiri dengan sikap tegak
2. langkah kaki kiri dan kedua lengan di samping badan
3. melangkahkan kai kanan dan jatuhkan pada tumit
4. dilanjutkan melangkah dengan kaki kiri secara bergantian

     b.  Langkah Biasa
          Caranya[rujukan?]:
1. berdiri dengan sikap tegak
2. langkahkan kaki kanan di depan kaki kanan ke depan
3. langkahkan kaki kiri di depan kaki kanan dilanjutkan kedua kaki rapat
      c.  Langkah Keseimbangan
          Caranya[rujukan?]:
1. berdiri dengan sikap tegak
2. hitungan 1, malangkahkan kaki kiri kedepan
3. hitung 2, kaki kanan menyusul melangkah ke depan
4. sebelum kaki kanan (tumit masih terangkat) kaki mundur diikuti kaki kanan mundur rapat.[2]

2.   Gerakan Ayunan Lengan
      a.  Ayunan Satu Lengan
           1. Ayunan satu lengan depan belakang
              Carany[rujukan?]:
  a.  Tahap Persiapan
        - berdiri tegak melangkah ke kiri
        - kedua lengan lurus ke depan
        - pandangan ke depan
              b.  Tahap Gerakan
                    - ayunkan tangan satu per satu ke belakang dan ke depan
                    - saat mengayun diikuti kedua lutut mengeper
                    - gerakan dilakukan 6 x 4 dihitung dengan irama 4/4 ketukan
             c.  Akhir Gerakan
                   - berdiri tegak, langkah kiri
                   - kedua lengan lurus ke depan
                   - pandangan ke depan.[3]

        2.  Ayunan Satu Lengan dari Depan ke Samping
            Caranya[rujukan?]:
            a. Tahap Persiapan
                - berdiri tegak, langkah ke kiri
                - kedua lengan lurus ke depan
                - pandangan ke depan
           b. Tahapan Gerakan
                - ayunkan lengan satu per satu
               - saat mengayunkan diikuti kedua lutut mengeper
               - gerakan dilakukan 6 x 4 dihitung dengan irama 4/4 ketukan
          c. Akhir Gerakan
               - berdiri tegak
               - kedua lengan lurus ke depan
               - pandangan ke depan.[4]

      3.  Ayunkan Satu Lengan ke Samping Bersamaan memindahkan Berat Badan
           Caranya[rujukan?]:
           a. Tahap Persiapan
                - berdiri tagak kedua kaki dibuka, kedua lengan terlentang
                - pandangan kedepan
          b. Tahap Gerakan
               - mengayun lengan kanan dan kiri ke arah kiri dan kanan
   - saat mengayun diikuti kedua lutut mengeper dan berat badan dipindahkan
     kekanan  dan kiri
               - gerakan di lakuakan 6 x 4 hitungan dengan irama 4/4 ketukan
          c. Akhir Gerakan
               -  Berdiri tegak, kedua lengan terlentang, pandangan ke depan.
               -  langkah kiri
               - kedua lengan lurus ke depan
               - pandangan ke depan.[5]
BAB I
KEBUGARAN JASMANI

A. Pengertian kebugaran
Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang melakukan kerja sehari-hari secara efesien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya. Setiap orang membutuhkan kebugaran jasmani yang baik, agar ia dapat melaksanakan pekerjaanya dengan efektif dan efesien tanpa mengalami kelelahan yang berarti.
Tidak menimbulkan kelelahan yang berarti maksudnya ialah setelah seseorang melakukan suatu kegiatan atau aktivitas, masih mempunyai cukup semangat dan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan-keperluan lainnya yang mendadak.
Kebugaran jasmani merupakan sari utama cikal bakal dari kesegaran jasmani secara umum. Jadi apabila orang dalam keadaan segar salah satu aspek pokok yang nampak adalah keadaan penampilan jasmaninya. Dengan demikian seseorang tidak dapat mencapai kesegaran jasmani secaramenyeluruh atau umum tanpa didasari oleh keadaan kesegaran jasmani yang baik.

B. Manfaat latihan kebugaran jasmani
Latihan kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kebugaran jasmani. Derajat kebugaran jasmani seseorang sangat menentukan kemampuan fisiknya dalam melaksanakan tugas-tugasnya sehari-hari. Semakin tinggi derajat kesegaran jasmani seseorang kian tinggi pula kemampuan kerja fisiknya. Dengan kata lain, hasil kerjanyanya kian produktif jika kebugaran jasmaninya kian meningkat.
Disamping itu latihan fisik berguna untukmencegah cidera selama melakukan kegiatan fisik yang berat.
Kalau kondisi fisik baik,maka akan terdapat:
1.      Peningkatan dalam kemapuan sistem sirkulasi dan kerja jantung
2.      Peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan, dan komponen fisik lainnya
3.      Ekonomis gerakan yanglebih baik pada waktu latihan
4.      Pemulihan yang lebih cepat dalamorgan-organ tubuh setelah latihan
5.      Respon yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu diperlukan

C. Kebugaran digolongkan:
    1. Kebugaran statis
Kebugara statis adalah keadan seseorang yangbebas dari penyakit dan cacat. (bisa dikatakan seseorangitu sehat).
    2. Kebugaran dinamis
Kebugaran dinamis adalah kemampuan seseorang bekerja secara efesien yang tidak memerlukan ketrampilan khusus.
    3. Kebugaran motoris
Kebugaran motoris adalah kemampuan seseorang bekerja secara efesien yang menuntut ketrampilan khusus.

D. Tes Pengukuran Kebugaran Jasmani
1. Kebutuhan tes dan pengukuran kebugaran jasmani
     a. Dalam proses pengukuran dibutuhkan alat pengukur, dengan alat pengukur akan didapatkan
        data yang merupakan hasil pengukuran.
     b. Ciri khas dari pengukuran adalah adanya hasil yang berbentuk angka atau skor.
     c. Pengukuran merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam proses penilaian.
     d. Penilaian dapat dirumuskan sebagai proses penghargaan yang efektif terhadap tujuan yang
         akan dicapai.
     e. Dalam pendidikan penilaian mempunyai beberapa variasi.
2.  Fungsi tes dan pengukuran kebugaran jasmani.
     a.  Kebugaran jasmani merupakan bagian dari total fitness
     b.  Dalam total fitness terdapat beberapa komponen yaitu: 
          1)   Anatomical fitness
          2)   Physiological fitness
          3)   Psychological fitness

E. Penjelasan tentang Physiological fitness
1.      kemampuan untuk melakukan suatu tugas tertentu yang memerlukan otot (menurut Karpovich)
2.      Kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti (menurut Direktorat Jendral O.R dan Pemuda

F Unsur kebugaran jasmani:
1. Strength (kekuatan)
2. Power (daya tahan kekuatan dan kecepatan)
3. Speed (kecepatan)
4. Flexibility (kelentukan)
5. Agility (kelincahan)
6. Endurance (daya tahan)

G. Fungsi Tes Kebugaran Jasmani
1. Mengukur kemampuan fisik siswa
2. Menentukan status kondisi fisik siswa
3. Menilai kemampuan fisik siswa
4. Mengetahui perkembangan kemampuan fisik siswa
5. Sebagai bahan untuk memberikan bimbingan dalam meningkatkan kebugaran jasmani.
6. Sebagai salah satu bahan masukan dalam memberikan nilai penjasorkes

H. Tes kebugaran jasmani ini dapat dibedakan menurut kelompok umur, yaitu:
• Umur 6 – 9 tahun
• Umur 10 – 12 tahun
• Umur 13 - 15 tahun
• Umur 16 – 19 tahun

I. Komponen Tes Kebugaran Jasmani
   1. Tujuan
Mengukur kemampuan fisik siswa dan menentukan tingkat kebugaran jasmani siswa
   2. Alat dan fasilitas
a. Lintasan lari atau lapangan
b. Stopwacth
c. Bendera start dan tiang pancang
d. Nomor punggung/dada
e. Palang tunggal
f. Papan berskala ukuran 30 x 150 cm
g. Serbuk kapur
h. Penghapus
i. Frmulir pencatat hasil tes dan alata tulis

    3. Butir-butir tes:
a. Tes lari cepat 50 m
   - Mengukur kecepatan lari seseorang.
b. Tes gantung angkat tubuh 60 detik (putra) dan gantung siku tekuk (putri)
   - Mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan dan bahu.
c. Tes baring duduk 60 detik
   - Mengukur kekuatan dan daya tahan otot perut.
d. Tes loncat tegak
    - Mengukur daya ledak (tenaga eksplosif) otot tungkai.
e. Tes lari jauh (800 m putri dan 1000 m putra)
    - Mengukur daya tahan (cardio respiratory endurance)
    4. Petunjuk Pelaksanaan tes:
        1. Lari 50 meter
a. Tujuan
    Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan
b. Alat dan fasilitas terdiri dari:
    1) Lintasan lurus, datar, rata, tidak licin, berjarak 50meter, dan mempunyai lintasan  
         lanjutan.
     2) Bendera start
     3) peluit
     4) Tiang pancang
    5) Stopwach
    6) Serbuk kapur dan alat tulis

c. Petugas tes
    1) Petugas keberangkatan
    2) Pengukur waktu merangkap pencatat hasil
d. Pelaksanaan
    1) Sikap permulaan
    2) Peseta berdiri di belakang garis start.
    3) Gerakan:
         (a) Pada aba-aba “Siap” peserta mengambil sikap start berdir.
         (b) Pada aba-ba “Ya” peserta lari secpmungkin menuju garis finis, menemph jarak
              50meter.
          (c) Lari masih bisa diulang apabila:
              (1) Pelari mencuri start
              (2) Pelari tudak melewati garis finish
              (3) Pelari terganggu dengan pelari lain.
e. Pencatat hasil
    1)   Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak
          50meter, dalam satuan waktu detik.
    2)   waktu dicatat satu angka di belakang koma.

Gambar 1. Rangkaian Tes Lari 50 meter
2. Tes gantung angkat tubuh untuk putra, tes gantung tekuk siku untuk putrid
a. Tes gantung angkat tubuh 60 detik, untuk putra
1) Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan otot bahu.
2) Alat dan fasilitas terdiri atas:
a) Lantai yang rata dan bersih
b) Palang tunggal yang dapat diatur tinggi rendahnya, sesuai dengan peserta, palang pegangan
terbuat dari besi berdiameter ¾ inci.
c) Stopwach
d) Serbuk kapur atau magnesium karbonat,
e) Alat tulis
3) Petugas tes
a) Pengamat waktu
b) Penghitung gerakan merangkap pencatat hasil.
4) Pelaksanaan
a) Sikap permulaan
Peserta berdiri dibawah palang tunggal. Kedua tangan berpeganagan pada palang tunggal selebar
bahu, Pegangan telapak tangan menghadap kearah letak kepala.
b) Gerakan
i.Mengangkat tubuh dengan membengkokan kedua tangan, sehingga dagu menyentuh atau
berada di atas palang tunggal, (lihat gambar 4) kemudian kembali kesikap permulaan. Gerakan
ini dihituing satu kali.
ii.Selama melakukan gerakan, mulai dari kepala sampai ujung kaki tetap lurus.
iii.Gerakan ini dilakukan berulang-ulang, tanpa istirahat, sebanyak mungkin, selama 60 detik.
c) Angkatan dianggap gagal dan tidak dihitung apabila
(1) Pada waktu mengangklat badan, peserta melakukan gerakan mengayun.
(2) Pada waktu mengangkat badan, dagu tidak menyentuh palang tunggal, dan
(3) pada waktu kembali sikap permulaan kedua tangan tidak lurus.
5) Pencatat Hasil
a) Gerakan yang dihitung adalah angkatan yang dilakukan dengan sempurna.
b) Gerakan yang dicatat adalah jumlah (frekuensi) angkatan tang dapat dilakukan dengan sikap
sempurna tanpa istirahat selama 60 detik.
c) Peserta yang tidak mampu melakukan tes angkat tubuh ini, walaupun telah berusaha diberi
nilai 0 (nol).
Gambar 2 Rangkaian Tes Angkat Tubuh Putra
b. Tes gantung siku tekuk untuk putrid
1. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan otot bahu.
2. alat dan fasilitas terdiri dari:
a) Lantai yang rata dan bersih
b) Palang tunggal yang dapat diatur tinggi rendahnya sesuai dengan peserta. Palang pegangan
terbuat dari besi berdiameter ¾ inci.
c) Stopwach
d) Serbuk kapur atau magnesium karbonat.
3. Petugas terdiri dari:
a) pengamat waktu
b) penghitung gerakan merangkap pencatat hasil.
4. Pelaksanaan
Palang tunggal dipasang dengan ketinggian sedikit diatas kepala peserta.
a. Sikap permulaan
Peserta berdiri di bawah palang tunggal, kedua tangan berpegangan pada palang tunggal selebar
bahu, pegangan telapak tangan menghadap kebelakang.
b. Dengan bantuan tolakan kedua kaki, peserta melompat ke atas sampai mencapai sikap
menggantung siku tekuk, dagu berada di atas palang tunggal. Sikap tersebut dipertahankan
selama mungkin.


Gambar 3 Tes Gantung Siku Tekuk Putri
3. Baring duduk 60 detik
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut
b. Alat dan fasilitas terdiri dari:
1) Lantai/lapangan rumput yang rata dan bersih
2) Stopwacth
3) Alat tulis
4) Alas/tikar/matras jika diperlukan
c. Petugas tes terdiri dari:
1) Pengamat waktu
2) Penghitung gerakan merangkap pencatat hasil
d. Pelaksanaan
1. Sikap permulaan
a) Berbaring telentang di lantai atau rumput, kedua lutut ditekuk dengan  90o , kedua tangan jari-
jarinya berselang selip diletakan di±sudut  belakang kepala atas.
b) Petugas/peserta lain memegang atau menekan kedua pergelangan kedua kaki, agar kaki tidak
terangkat.
2. Gerakan
a) gerakan aba-aba “Ya” peserta bergerak mengmbil sikap duduk, sehingga kedua sikunya
menyentuh kedua paha, kemudian kembali kesikap permulaan.
b) gerakan ini dilakukan berulang-ulang dengan cepat tanpa istirahat, selama 60 detik.
Catatan:
1. Gerakan tidak dihitung jika tangan terlepas, sehingga jari-jarinya tidak terjalin lagi.
2. Kedua siku tidak sampai menyentuh paha, dan
3. Mempergunakan sikunya untuk membantu menolak tubuh.
e. Pencatat hasil
1) Hasil yang dihitung dan dicatat adalah jumlah gerakan baring duduk yang dapat dilakukan
dengan sempurna selama 60 detik.
2) Peserta yang tidak mampu melakukan tes baring duduk ini , diberi nilai 0 (nol).


Gambar 4 Tes Baring Duduk
4. Loncat tegak
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur daya ledak atau tenaga eksplosif.
b. Alat dan fasilitas terdiri dari :
1) papan berskala centi meter, warna gelap, berukuran 30x50 cm, dipasang pada dinding yang
rata atau tiang. Jarak antara lantai dengan angka nol (nol) pada skala yaitu 150 cm.
2) serbuk kapur.
3) alat penghapus
4) alat tulis
c. Petugas tes
Pengamat dan pencatat hasil
d. Pelaksanaan
1) Sikap permulaan
a) Terlebih dahhulu ujung jari tangan peserta diolesi dengan serbuk kapur atau magnesium
karbonat.
b) Peserta berdiri tegak dekat dingding, kaki rapat, papan sekala berada disamping kiri atau
kanannya. Kemudian tangan tang dekat dingding diangkat lurus ke atas, telapak tangan
ditempelkan pad papan bersekala, sehingga meninggalkan bekas raihan jarinya.
2) Gerakan
Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukan lutut dan kedua lengan diayun kebelakang ,
kemudian peserta meloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan dengan ujung jari sehingga
menimbulkan bekas. b. lakukan tes ini sebanyak 3 kali tanpa istirahat atau dislingi oleh peserta
lain.
e. pencatat hasil
1) Raihan tegak dicatat
2) ketiga raihan loncatan dicatat
3) raihan loncatan tertinggi dikurangi raihan tegak.

Gambar 5 Tes Loncat Tegak
5. Lari 1000 meter untuk putra dan 800 meter untuk putrid
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan jantung, peredaran darah dan pernafasan
b. alat danfasilitas terdiri dari:
i. Lintasan lari 1000 meter untuk putra dan 800 meter untuk putri.
ii. Stopwacth
iii. bendera start
iv. Peluiat
v. Tiang pancang
vi. alat tulis
c. Petugas tes terdiri dari:
i. Petugas keberangkatan
ii. pengukur waktu
iii. pencatat hasil
iv. Pembantu umum
d. Pelaksanaan
1). Sikap permulaan
Peserta berdiri di belakang garis start.
2). Gerakan
i. Pada aba-aba “Siap” peserta menganbil sikap start berdiri, sikap untuk lari.
ii. pada aba- aba “Ya” peserta lari menuju garisa finis. Menempuh jarak 1000 meter untuk putra
dan 800 meter untuk putri.
Catatan:
1. Lari diulang bilamana ada pelari yang mencari start.
2. Lari diulang bilamana pelari tidak melewati garis finis.
e. Pencatatan hasil
1) Pengambilan waktu dilakukan mulai saat bendera diangkat sampai pelari tepat melintas garis
finis.
2) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 1000 meter
untuk putra dan 800 meter untuk putri. Waktu dicatat dalam satuan menit dan detik.
Contoh penulisan:
Seseorang pelari dengan hasil waktu 3 menit 12 detik ditulis 3,12.

Gambar 6 Rangkaian Tes Lari12000 m Putra dan 1000 m Putri

 Tabel Norma Penilaian.Ø
No Jumlah Nilai Klasifikasi
1 22-25 BAIK SEKALI
2 18-21 BAIK
3 14-17 SEDANG
4 10-13 KURANG
5 5-9 KURANG SEKALI
 Kriteria/norma tes kesegaran jasmani Indonesia (Untuk siswa SMA usia 13-15 tahun putra)v
Tabel Nilai
NO LP GAT BD LT LJ N
1 0’’-6,7” 19 > 38> 66> 0’’-3'04” 5
2 6,8”-7,6” 11-15 28-37 53-65 3’05”-3’53” 4
3 7,7”-8,7” 6-10 19-27 42-52 3’54”-4’46” 3
4 8,8”-10,3” 2-5 8-18 31-41 4’47”-6’04” 2
5 10,4-dst 0-1 0-7 0-30 6’05”-dst 1

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS
A. Pengertian Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi
dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar/bahan
dan alat.
B. Prinsip Pengembangan Silabus
1. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2. Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial,
emosional, dan spritual peserta didik.
3. Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
4. Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber
belajar/bahan/alat, dan sistem penilaian.
5. Memadai
Cakupan indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian
kompetensi dasar.
6. Aktual dan Kontekstual
Cakupan indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu,
teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
7. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan
tuntutan masyarakat.
8. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).

5. Penentuan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes
dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk,
penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik
yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.
a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
b. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan
bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya
dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik.
d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi
bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah
memenuhi kriteria ketuntasan.
e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran
menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik
wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.
6. Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu
dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi
waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik
yang beragam.
7. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik,
narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
dan indikator pencapaian kompetensi.

Pengembangan Silabus Berkelanjutan
Dalam implementasinya, silabus dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklajuti oleh masing-masing
guru. Silabus harus dikaji dan dikembangkan secara berkelanjutan dengan memperhatikan masukan hasil evaluasi hasil belajar, evaluasi proses
(pelaksanaan pembelajaran), dan evaluasi rencana pembelajaran.
G. Hal-hal yang Perlu diperhatikan dalam Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan:
1. Latar Belakang
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan
aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek
pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di
sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman
belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu
diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang
hayat.
Tidak ada pendidikan yang tidak mempunyai sasaran pedagogis, dan tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, olahraga
dan kesehatan, karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alami
berkembang searah dengan perkembangan zaman.
Selama ini telah terjadi kecenderungan dalam memberikan makna mutu pendidikan yang hanya dikaitkan dengan aspek kemampuan kognitif.
Pandangan ini telah membawa akibat terabaikannya aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, seni, psikomotor, serta life skill. Dengan diterbitkannya
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan akan memberikan peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang komprehensif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
nasional.
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik,
pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang
bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

2. Tujuan
Mata pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
a. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui
berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih
b. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik
c. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar
d. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan
e. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis
f. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan
g. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna,
pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.
3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Pendiidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk jenjang SMA/MA meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
a. Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik,
kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya
b. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya
c. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya
d. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya
e. Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya
f. Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung
g. Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap
sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat
yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam
semua aspek.


4. Rambu-rambu
a. Ruang lingkup pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan terdiri dari enam aspek yang wajib dilaksanakan adalah aspek permainan dan olahraga,
aktivitas pengembangan, uji diri/senam, dan aktivitas ritmik, sedangkan aspek aquatik (aktivitas air), dan pendidikan di luar kelas (outdoor
education) dilakukan jika terdapat sarana dan prasarana pendukung
b. Dalam standar kompetensi mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan setiap aspek dirumuskan dalam standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang dujabarkan masing-masing semester.
c. Kompetensi dasar merupakan penjabaran dari standar kompetensi, menggambarkan kemampuan minimal yang harus dimiliki/dicapai siswa setelah
menyelesaikan satu periode pembelajaran tertentu.
d. Jumlah waktu pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah 2 jam pelajaran /minggu, jumlah waktu tersebut digunakan untuk
proses pembelajaran dan tes.
e. Untuk pembinaan siswa yang berminat terhadap salah satu atau beberapa cabang olahraga tertentu dapat dilakukan dalam kegiatan
ekstrakurikuler.
f. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran adalah :
1) tahapan pelaksanaan dilakukan dimulai dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang kompleks, dari jarak yang dekat ke yang
jauh, dan dari tingkat kesulitan yang rendah ke yang tinggi
2) pengorganisasian kegiatan dilaksanakan secara perorangan, berpasangan, kelompok kecil dan besar.
3) Cara pelaksanaan kegiatan diilakukan dengan latihan, menirukan, perlombaan, dan pertandingan.
g. Guru diharapkan dapat memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia untuk pelaksanaan pembelajaran.
h. Diharapkan dalam proses pembelajran semua siswa dilibatkan secara langsung dalam praktk, hindari waktu menunggu giliran yang lama.
i. Beberpa metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran adalah metode eksplorasi, diskoveri, pemecahan masalah, komando, latihaan sirkuit,
latihan berbeban, latihan interval, dan tugas.
j. Penilaian pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan lebih ditekankan pada penilaian proses, namun demikian penilaian hasil juga perlu
diperhatikan .
k. Aspek yang dinilai dalam pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan meliputi aspek kognitif, psikomotor, dan afektif.
l. Teknik penilaian dilakukan dengan tes (melalui pengukuran), non test (melalui pengamatan)
m. Pemanfaatan teknologi imformasi dan komunikasi dapat digunakan diantaranya untuk mengetahui tingkat kemampuan, kebugaran jasmani, dan tes

pengukuran lainnya.

5 komentar:

  1. salam kenal :) . . . utk senam lantai sndri mulai populer di indonesia dri kapan yah ?? n apkh dri awalny jga sdh mmkai baju senam sperti skrg ini ??

    BalasHapus
  2. Selamat Hangat Gannn,,,
    Infonya sangak membantu sekali ... Untuk menyeselaikan tugas sy
    klo boleh Biar lebih menarik sy kasih saran di tambah Vidio senam ritmik dan info tentang MOdel baju senam terbaru untuk Ritmik

    Trimakasi... dan moga sukses

    BalasHapus
  3. Salam kenal Gan
    untuk senam ritmik ini dilakukan pada waktu kapan ya? menurut Gan baju senam terbaru berkualitas dengan merk dan terbuat dari bahan apa yang nyaman dipakek senam maupun fitness? thanks :)

    BalasHapus
  4. Senam ritmik ini asalnya dari negara mana yaa? dan mulai menyebar d indonesia tahun berapa yaa? dan mau tanya adakah pakaian senam atau baju senam muslim dengan trend saat ini dimana ya cari koleksi2nya?

    BalasHapus
  5. sebenarnya senam ritmik itu berasal dari negara mana ya...
    dan untuk baju senam murah yang bagus buat senam ritmik itu seperti apa?
    Trimss.. :D

    BalasHapus